Dok. Gambar ilustrasi Hikmah dibalik silaturahmi (sumber dari Google) |
Pada Rabu, 23 Juni 2021 lalu sekitar pukul 09.25 WITA saya ditelepon oleh Arniati, mahasiswi semester IV Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram, Nusa Tenggara Barat. Dia mengajak saya untuk bertemu dengan tokoh inspiratif Ayahanda Aqua Dwipayana. Begitu mendengar namanya yang terbesit dalam hati saya, "Sepertinya nama tersebut pernah saya dengar. Artinya saya cukup familiar dengan nama itu."
Nama Ayahanda Aqua Dwipayana pernah saya baca di dinding facebook-nya Arniati. Beliau sekeluarga pernah membelikan kaca mata Bapaknya Arniati, Bapak Juwaedin dan membantu banyak orang yang membutuhkan sesuatu. Singkat cerita saya memenuhi ajakan tersebut.
Pada saat saya di kampus Universitas Muhammadiyah Mataram, sekitar pukul 12.45 WITA, Arniati menemui saya. Langsung mengajak saya. Kami berempat - dua lagi adalah teman kuliah sekampus Muhammad Sahabuddin dan Bunaiyah - naik mobil dari BRI Cabang Mataram yang disopiri Pak Ijan ke Mall Epicentrum Mataram.
Ayahanda Aqua yang kenal baik dengan Pemimpin BRI Cabang Mataram Bapak Bayu Adityo meminjam mobil BRI Cabang Mataram. Menjemput kami dari Universitas Muhammadiyah Mataram ke Mall Epicentrum Mataram pulang-pergi (PP).
Setiba di mall itu saya melihat langsung tokoh inspiratif yang pernah saya dengar dan baca di dinding fecebook Arniati. Kami ketemu di resto Kopi O. Perasaan kami campur aduk saat ketemu Ayahanda Aqua. Bersyukur, senang, bahagia, gembira, dan rasanya seperti mimpi. Tidak menyangka bisa ketemu sama Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional itu.
Di depan Ayahanda Aqua duduk Pak Bayu. Beliau juga inspiratif dan baik sekali. Sangat memperhatikan kami.
Bingung dan Tidak Familiar
Kepada beliau berdua, kami sampaikan jarang ke mall. Bahkan ada di antara kami yang baru pertama kali ke mall, sehingga saat mau menginjakkan kaki ke tempat itu agak ragu-ragu sebab tidak familiar.
Ayahanda Aqua dan Pak Bayu mempersilakan kami memilih makanan dan minuman yang kami sukai yang ada di daftar menu. Kami berempat bingung. Apalagi kami tahu harganya pasti mahal.
Akhirnya Pak Bayu yang berinisiatif memilihkan empat aneka steak agar kami bisa saling berbagi makanan dan menyicipi semuanya. Sedangkan minuman yang dipesan adalah teh manis dingin.
Pertemuan itu sangat menginspirasi kami. Mulai dari cerita masa kecil Ayahanda Aqua dan Pak Bayu yang susah karena orangtuanya kurang mampu, pengalaman perkuliahan, hingga kesuksesan mereka saat ini.
Kami sangat terkesan dan terharu karena Pak Bayu dan Ayahanda Aqua memesan makanan mahal buat kami makan. Hal yang tidak pernah terbayangkan oleh seorang anak kos (mahasiswa).
Kami merasa seperti mimpi karena bertemu dengan tokoh-tokoh inspiratif, memakan makanan yang cukup mahal yang pasti tidak terjangkau sama kantong kami. Juga mendapatkan banyak motivasi dari pembicara yang biasa tampil di forum-forum besar baik di Indonesia maupun mancanegara.
Selama pertemuan itu, pesan-pesan kebaikan terus mengalir bagaikan mata air yang memberikan kehidupan bagi makhluk hidup. Nasihat Ayahanda Aqua, "Jangan pernah sombong, teruslah belajar, dan tetap membangun hubungan baik dengan semua orang lain. Rajinlah berbagi apa saja pada setiap orang yang membutuhkannya. Lakukan secara konsisten dan tanpa pamrih tanpa melihat suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA)."
Sementara pesan Pak Bayu: "Kuliah dengan baik, jangan banyak demo, karena IPK akan menyelamatkan Anda. Juga turut menentukan masa depan Anda."
Harus Dihabiskan
Seusai berbincang lama Pak Bayu pamit duluan. Ada kepentingan lain yang harus diselesaikan beliau. Namun sebelumnya kami foto bersama.
Kamipun kembali duduk bersama Ayahanda Aqua. Pesan yang sangat mendalam bagi saya dari beliau adalah, "Kalau makan dan minum harus dihabiskan karena masih banyak orang di luar sana yang sulit mendapatkan makanan dan minuman karena tidak punya uang. Di manapun berada saya selalu membiasakan hal tersebut."
Selesai berbincang banyak, beliau memberikan uang kepada kami masing-masing 100 ribu rupiah per orang. Dalam suasana hujan rintik-rintik kami berpisah.
Saya banyak mengambil hikmah dari pertemuan tersebut. Seperti kata J N Miller: "Satu kali pertemuan meninggalkan kenangan seumur hidup". Kami berempat sangat merasakan itu.
Saya membangun komunikasi yang baik dengan Arniati. Kemudian Arniati melakukan hal yang sama dengan Ayahanda Aqua. Maka saya bisa bertemu langsung dengan beliau.
Terima kasih untuk semua pelajaran dan pengalaman berharga dari Ayahanda Aqua Dwipayana dan Pak Bayu Adityo kepada kami berempat. semoga bersama keluarga sehat selalu, dipermudah segala urusannya, dan teruslah menginspirasi anak-anak muda Indonesia.
Penulis oleh: Aimansyah. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Semester 8 Universitas Muhammadiyah Mataram, Nusa Tenggara Barat serta penerima beasiswa Bidikmisi.
0 Comments