Iklan

Cerita PKL Kota Mataram Turun Omzet karena Wabah dan Serbaserbi Aturan

          Dok. Google / channelmuslim.com.


Mataram-Dimensiummat.com.
Hari ini tepat setahun corona, sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Tanah Air. Pandemi Covid-19 telah meluluh-lantakkan perekonomian Indonesia sepanjang tahun 2020 lalu hingga kini. Bukan hanya dari kalangan penjual besar mengalami penurunan pendapatan tapi dari kalangan pedagang kaki lima (PKL) juga merasakan, di kota Mataram NTB khususnya. Minggu, 25 Juli 2021.

Memburuknya perekonomian Indonesia dimulai sejak pemerintah menerapkan pembatasan sosial berskala besar pada awal April 2020. Setelah itu di berlakukanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 1 hingga 4.

Hal itu menambah memburuknya ekonomi di berbagai daerah. Di kota Mataram sebagai tertuang dalam kebijakan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) No.23/2021 tentang PPKM berbasis mikro dan mengoptimalkan posko penanganan Covid-19 di tingkat desa, kelurahan untuk pengendalian Covid-19. Wilayah di luar Jawa dan Bali menerapkan tiga jenis PPKM, yakni Level 4, Level 3 dan Mikro. 

Dari kebijakan itu aktivitas masyarakat di batasi para PKL seperti penjual somay, penjual gorengan, penjual martabak dll.

Pada salah satu pedagang kaki lima atau PKL, Muhammad Holik seorang penjual es campur di pinggiran jalan depan kampus NW Kota Mataram mengeluhkan, aturan yang di keluarkan oleh pemerintah sangat merugikan masyarakat segala aktivitas di batasi, bahkan ia menyinggung soal aturan hukum sering kali tajam ke bawah tumpuk ke atas.

"Kebijakan yang diterapkan disaat Pandemi, malah merugikan masyarakat, karena semua pedagang dibatasi segala aktifitasnya, ketika pemerintah yang melanggar aturan tapi tidak ada aturan yang menjerat mereka, tapi ketika Masyarakat yang melakukan demikian malah di Hukum," sampaikanya pada saat ia melayani salah satu pembeli.

Ia melanjutkan adanya covid ini membuatnya hasil dagangan menurun.

"Sebelum adanya Covid-19 dagangan kami rame pendapatan sehari biasanya dapat Rp. 250.000 hingga Rp. 300.000 tapi dengan adanya Covid-19 turun total jadi Rp. 50.000," lanjutnya, Holik.

Hal yang sama di sampaikan oleh Mamat, yang juga pedagang kaki lima. "Sebelum Covid pendapatan kita banyak kadang Rp. 200.000 sampai Rp. 300.000, tapi setelah adanya Covid kadang Rp. 100.000-50.000 tergantung ramainya," tuturnya.

Baca juga: Puluhan Mahasiswa Demo Penolakan PPKM Mikro

Ia juga mengharapkan semoga pandemi ini cepat berlalu, agar bisa beraktivitas seperti biasa lagi. Wace/Wagon/Pintul

Post a Comment

0 Comments