Iklan

Degradasi Dalam Dunia Pendidikan

Dokumen Dimensi | Desain foto : Pijak.

Pendidikan secara umum bertujuan membantu manusia menemukan akan hakikat kemanusiaanya. Pendidikan adalah proses memanusiakan manusia. Maksudnya pendidikan harus mampu mewujudkan manusia seutuhnya. 

Pendidikan berfungsi melakukan proses penyadaran terhadap manusia untuk mampu mengenal, mengerti, memahami realitas kehidupan yang ada di sekelilingnya dan tujuan kenapa ia di ciptakan. Dengan adanya pendidikan, diharapkan peserta didik mampu menyadari potensi yang ia miliki sebagai mahkluk yang berpikir. Potensi yang di maksud adalah potensi ruhaniah (spritual), nafsyah (jiwa), aqliyah (pikiran), dan jasmaniah (tubuh). Dengan melakukan proses berpikir, manusia akan menemukan eksitensi kehadiranya sebagai makhluk yang dibekali akal oleh Allah SWT. Bahkan, pendidikan merupakan landasan utama serta mendasar dalam mewujudkan sebuah perubahan, maka ada beberapa alasan ketika pendidikan tidak lagi menunjukan eksitensinya.

Adanya praktek kapitalisasi yang di terapkan dalam ranah pendidikan. Seperti kenaikan SPP yang tidak sesuai dengan semestinya, terjadinya pungutan liar atau lebih dikenal dengan pungli, pendidikan diperkotak-kotakan si miskin dan si kaya, guru pengajar yang kurang memberikan perhatian khusus dalam mengajar. Nah, persoalan seperti itu tentu akan melahirkan perserta didik yang bodoh akan dunia pendidikan dan Kondisi pendidikan seperti ini sama sekali menafikan peserta didik sebagai manusia yang berpikir. Pendidikan seperti ini jugalah membuat orang enggan untuk mengenyam dunia pendidikan, ia bagaikan singa yang mengeluarkan gigi taringnya yang ingin menerkam orang-orang yang mendekatinya (akibat mahalnya pendidikan).

Penulis pun dulu sempat terpikirkan hal yang demikian, pendidikan semacam ini memberikan kesan yang cukup menyulitkan bagi peserta didik yang berstatus sebagai petani bahkan ada peserta didik terpaksa cuti oleh karena tidak mampu untuk membayar SPP. Dimanakah pendidikan yang konon katanya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan tersedianya pendidikan gratis sebagai tujuan negara yang tertera dalam pembukaan UDD 1945, namun ide dan gagasan besar dalam perumusan itu hanyalah hiasan belaka.

Dewasa ini, instansi-istansi pendidikan hanyalah jelmaan kapitalis yang bersifat eksplotasi. Mereka hanya memikirkan keuntungan di balik pendidikan tanpa mengilas timbal balik dari biaya pendidikan yang mahal. Universitas Muhammadiyah Mataram misalkan sebagai salah satu istansi pendidikan swasta kini pun mengikuti alur mekanisme pasar dalam menawarkan nilai jual pendidikan. Biaya SPP tiap tahun terus mengalami kenaikan yang drastis ditambah dengan biaya pembangunan yang menguras banyak biaya bagi mahasiswa yang hendak mendaftarkan diri di Universitas Muhammdiyah Mataram. Hal itu terbukti melalui kebijakan Rektor UMMAT melalui surat keputusan (SK) nomor: 2//.3.AU/KEP/CI/2019 yaitu tentang penetapan biaya kuliah bagi mahasiswa angkatan tahun 2019-2020. Secara matematis, kenaikan SPP di tahun ini adalah nominal yang paling besar dalam sejarah UMMAT.

Pendidikan yang seharusnya yang menjadi corong sebuah perubahan ternyata jauh panggang dari api, ini menandakan bahwa pendidikan tidak lagi menunjukan eksitensinya dan kalau kita berpikir kedepan bagaimana nasib pendidikan kedepan, ada kemunduran sangat drastis sekali.

Post a Comment

0 Comments