Dok. Instagram, wisatabantuljogja, Tugu Yogyakarta. |
Penulis oleh: Inda permaisuri
Assalamualaikum, hai apa kabar? Apa kau sedang sibuk? sibuk berfoto ria di bawah cahaya lampu di Malioboro, ataukah sedang jalan-jalan di tebing Breksi? Atau sedang duduk di kedai kopi? hmm banyak sekali pertanyaan yang ingin ku tanyakan padamu, namun, jika perempuan duluan itu tidak wajar, sebab urat malu seorang perempuan itu lebih tinggi dari pada seorang lelaki. Upps lupa, ternyata kita tidak saling mengenal "bukan tidak tapi belum." ada saatnya nanti dan itu pasti.
Jadi surat ini kutulis dengan kata-kata yang mendambakan sebuah pertemuan di suatu tempat, tidak jauh cukup di sekitar Labuan Bajo atau jika kau mau datang saja ke Lembor di kampungku, tapi kurasa sebaiknya setelah kita sama-sama sukses baru kau ke rumah orangtuaku asalkan dengan niat yang baik. Akhh, ini terlalu tinggi cukup kita saling mengenal itu sudah cukup, selebihnya kuserahkan pada Maha di atas segala.
Surat ini baru pertama kali kutulis setelah dua tahun aku menunggu keajaiban yang tak kunjung datang, mungkinkah aku perempuan paling jelek ataukah kau yang terlalu cuek, apakah mungkin ada kejutan yang Tuhan siap agar kita menjadi penasaran menebak, memang tidak ada habisnya apalagi jika itu mengenai hatimu aku kalah telak, sebab Jogja adalah kota romantis hingga senyuman membuat orang lewat terhipnotis.
Akhh, sangat menyakitkan bukan? Resiko cinta dalam diam memang begini banyak hal yang membuat kita semakin penasaran dengannya, stalking Instagram, Facebook dan Twitter, misalnya syukur-syukur jika di follback kalau tidak patah berkali lipat kecewa ditanggung sendiri. Kok aku jadi curhat ya? hehehe hitung-hitung sebagai bonus agar kau juga tahu bagaimana rasa penasarannya seorang perempuan dengan orang yang disukainya, karena kamulah orang yang aku sukai tanpa perlu kau bertanya apa penyebabnya, sebab cinta tumbuh tanpa permisi dan ia tahu kamu adalah pelabuhan yang baik untuk berlabuh.
Jika esok surat ini sampai padamu, kuharap kau tidak bosan membacanya atau mungkin kau belum sempat membacanya, mohon simpanlah baik-baik sebab surat ini kutulis manakala Mataram sedang tersenyum.
Baik-baik ya disana, salam sukses ku dari jauh. Eitss, jangan terlalu terlena dengan keromantisan Jogja, do'akan juga semoga kita bertemu di musim panas tahun ini.
0 Comments