Dok. Peserta drama letusan gunung Tambora. |
Mataram-Dimensiummat.com. Letusan gunung Tambora pada tahun 1815 Masehi menjadi tragedi yang sangat mengerikan dimata rakyat pulau Sumbawa. Kerena akibat dari letusan itu menewaskan hampir 71 ribu jiwa, lalu membuat tiga kerajaan hilang diantaranya, Tambora, Pekat dan Sanggar. Selasa, 21 Juni 2022.
Drama letusan gunung Tambora dipersembahkan hari Senin, 20 Juni 2022 oleh Ikatan Mahasiswa Tambora Mataram (IMTAM) sekaligus memeriahkan pagelaran budaya yang digelar oleh Ikatan Mahasisaa Bima (IMBI) Mataram di Taman Budaya NTB.
Salah satu anggota drama mengungkapkan, drama letusan gunung Tambora merupakan persembahan yang dihajatkan guna mengingatkan masyarakat Bima bahwa di pulau Sumbawa telah terjadi letusan dahsyat hingga sampai ke benua Eropa
“Drama ini kami persembahkan dengan bertujuan untuk merefleksi kembali tentang letusan gunung Tambora. Ada hikmah yang bisa dipetik, satu diantaranya adalah tentang pemimpin yang baik." Ungkap David.
Selain itu, David sebagai mantan ketua IMTAM mengatakan bahwa melalui pentas dan drama tentang letusan gunung Tambora, rakyat diharapkan bisa mengambil esensi agama, bahwa Islam telah hadir sebagai agama petunjuk bagi seluruh umat.
“Dalam referensi yang saya baca, Letusan gunung Tambora itu disebabkan karena terbunuhnya ulama yang menyebarkan Islam. Tapi akibat kekejaman sang raja menyuruh ulama untuk makan daging anjing kemudian membunuhnya." Tutur David.
Kemudian Julhaf selaku Dewan Pertimbangan IMTAM Mataram berharap, agar kedepan drama tentang letusan gunung Tambora itu bisa dipentaskan oleh masyarakat Bima, Dompu dan Sumbawa, karena imbas dari letusan Tambora membuat musim paceklik yang sangat panjang bagi rakyat pulau Sumbawa.
Pertempuran Waterloo 1815 M, menjadi saksi sejarah bahwa kekalahan kaisar Prancis disebabkan karena letusan gunung Tambora. Abu vulkaniknya sampai ke benua Eropa. Membuat para prajurit penggagas paham patriarki itu kalah karena suhu dan cuaca.
“Letusan gunung Tambora itu sampai di Eropa. Hal itu dibuktikan dengan kekalahan Kaisar Napoleon Bonapartai dalam pertempuran Waterloo." Tutup Julhaf meneruskan tulisan Peneliti Inggris, Dr. Mathee Gange. (DJ).
0 Comments