Iklan

Menyikapi Tragedi Tewasnya Bayi Usia Empat Bulan ; Peluk Jauh Untuk Ibu NR

 

Sumber gambar : pixabay.com

Oleh : Mirra Elviana Wati ( Kabid IMMawati IMM Cabang Dompu )

Pernikahan rumah tangga dan masa depan bukan hal sepele. Sebelum memilih untuk menikah, dalam membentuk dan menjalani bahtera kehidupan masa depan kita harus meyakinkan diri bahwa keputusan yang diambil merupakan hasil perenungan yang benar-benar matang. Ketiga poin tersebut yang perlu kita perhatikan dalam menjalankan hubungan. Karena, sekali saja kita salah mengambil keputusan bisa fatal akibatnya.

Momentum hari Keluarga Nasional pada 29 Juni 2022 ini justru kita mendengar dan membaca berita di media sosial terkait seorang ibu menggigit bayinya hingga meninggal.

Ironisnya, ketika sudah seperti ini anaklah yang menjadi korbannya. Coba bayangkan, seorang anak yang baru berusia 3 bulan bahkan mungkin mereka tidak menginginkan dilahirkan ke dunia ini tetapi terpaksa harus kena imbas dari orang tua yang mereka panggil ayah-ibu, mama-papa, yang mungkin sebenarnya tidak layak mendapat julukan mulia itu. 

Menjadi orang tua adalah Anugerah istimewa dari Allah SWT. Menjadi orang tua harus siap secara fisik dan psikis dalam menjaga, merawat dan mendidik anak-anaknya. Baik istri maupun suami harus menjaga amanah itu dengan baik.  

Menjaga dan mendidik anak bukan hanya di limpahkan pada ibu semata. Tapi ayah juga memiliki peran dalam hal itu.  Disinilah kehadiran sosok ayah ditunggu, menjadi support system terbaik untuk ibu dan anak. Dimana sang ayah harus peka dan peduli ketika menjaga dan merawat anak pasca ibu melahirkan. Karena, ketika seorang ayah gagal bisa berakibat fatal bagi sang anak kelak. 

Sesuatu yang lumrah dan sering terjadi bagi ibu pasca melahirkan yaitu Baby Blues. Baby blues merupakan masalah psikologis yang umum dialami oleh ibu setelah melahirkan. Kondisi ini menyebabkan ibu lebih emosional dan sensitif, seperti mudah sedih, cemas, lelah, lekas marah, sering menangis, kurang nafsu makan, sulit tidur dan sulit konsentrasi.  

Wanita memiliki resiko lebih besar mengalami baby blues atau depresi pasca melahirkan, jika memiliki riwayat gangguan kesehatan mental seperti depresi dan bipolar atau gangguan kecemasan.

Dalam kondisi seperti itu, sosok ayah sangat ditunggu dan dinantikan kehadirannya untuk mengambil peran dan bagian.  Baby blues tidak membutuhkan obat untuk penanganannya. Dukungan moral dan edukasi yang diberikan dari lingkungan dan orang terdekat seorang ibu lebih cepat berpengaruh dalam proses penyembuhannya. 

Butuh dukungan dari pasangan supaya ibu bisa melewati masa-masa adaptasi ini dengan baik, sehingga tidak sampai mengganggu kesehatan fisik dan emosional secara signifikan. Tolong untuk siapun, jadilah support system terbaik  untuk orang sekeliling kita.

Note : Saya bukan perempuan yang berstatuskan istri maupun ibu. Bukan pula sok tau. Tapi kejadian seperti ini berulang kali terjadi berdasarkan  pengalaman yang saya lihat dilingkungan sekitar. Semoga melalui tulisan ini kita bisa menjadikannya sebagai bahan renungan dan mengambil ibrah disetiap kejadian.

Post a Comment

0 Comments