Ilustrasi By : Pixabay.com |
Kamu dan Kenangan
Karya : Yunita
Sudah berapa lama aku berjalan tanpa kehadiranmu?
Tak terasa sudah sejauh ini aku bisa tanpa mu
Kamu adalah sosok terindah yang tak mampu ku lukiskan dengan apapun.
Kamu adalah ciptaan yang kuasa, yang paling ingin ku temui kembali.
Kamu adalah cinta dari segala cintaku.
Bersama mu adalah pucuk dari semua doa yang ku langit kan.
Kelamnya malam tak membuatku takut untuk kembali berangan tentang kita.
Dinginnya hembusan angin ini tak membuat rasa sayangku surut untuk mu.
Hai tuan. Tahukah kamu? Aku masih di sini, dan akan tetap di sini.
Tumbuh dalam rasa sakit selama sepuluh tahun, tidak ibakah kamu padaku tuan?
Relakah kamu aku melihatku berlinang air mata?
Relakah kamu melihat ku selalu terjaga?
Relakah kamu melihat penderitaan ku yang tiada akhir?
Relakah kamu melihatku melangkahkan diatas beling yang amat tajam?
Relakah kamu melihat kekelaman duniaku tuan!!!!
Jawab aku tuan jawab!!!
Apakah kamu tau berapa sakit yang sudah ku lewati?
Apakah kamu tau berapa luka yang sudah ku obati?
Apakah kamu tau tuan? Apakah kamu tau berapa lama aku hidup dalam keterpurukan ini?
Tidak? Ya tentunya begitu.
Bisakah kau kembali? Aku merindukanmu
Bisakah kau kembali? Aku menginginkanmu
Bisakah kau kembali? Aku menyayangimu
Bisakah kau kembali untukku tuan?
Maafkan aku karna terlalu egois.
Aku merindukanmu, namun Tuhan lebih merindukanmu.
Aku menyayangimu, namun Tuhan lebih menyayangimu.
Maaf karna aku masih seegois dulu.
Semua tentangmu masih membekas. Dan ku pastikan tak akan pernah hilang.
Senyummu, tawamu, garis wajah nan indah itu masih tergambar jelas di hati.
Aku rindu.
Beribu doa ku langitkan untukmu, terdengarkah?
0 Comments