By; pinterest |
Dari Nona Manis
Oleh : Yunita Dewi
Sepi kerap mengurungku
Terkulai dikikis nelangsa yang membara
Menyusuri setapak lenggang
Bagai pucuk tanpa akar.
Dalam setiap rintik rinai menghujam lemahnya hatiku
Terbuai paras Tuan hingga menggores ku bertubi-tubi.
Membawa secarik kebahagiaan yang mematikan nurani
Di atas pengharapan yang tak berkesudahan.
Dalam rindu usang nan cinta yang terbuang
Ku ukir Namamu di antara keluh-kesah air mata dalam lara.
Akan ku selip senyuman dalam penantian ku atas dirimu
Dalam penantian yang sudah tak lagi tertata
Jika ada ruang untukku di hatimu, walau sedikit bicaralah pada
tingginya bintang dan tanah membentang
Juga pada angin dengan segala keangkuhannya.
Walau dengan duri akan ku raba.
Titik ku baca untuk menuju relung kalbu mu
Jangan Kau hadirkan sepi
Hingga aku membeku dalam sikapmu.
Lalu tenggelam dalam angkuhmu
Aku mengetuk dan selalu menunggu sedikit celah mu untukku.
Tak lekang tintaku menulis mu
karna kamu Tuan, adalah Dewa hati Nona yang tertinggi
Tidurlah, semoga lelap mu memimpikan ku_nona manis
1 Comments
Semangat untuk orang-orang yang masih bertahan dalam hubungan banyak arah
ReplyDelete