Dokumentasi : Profil Penulis |
Oleh : Egi Tonda Putra
Himpunan mahasiswa islam (HMI) adalah organisasi kemahasiswaan yang paling awal muncul menggelorakan perjuangannya Sehingga Himpunan Mahasiswa Islam dikenal sampai dewasa sebagai organisasi perjuangan, sebagaimana diterangkan dalam perannya HMI didalam Bab 4 pasal 9 Anggaran Dasar (AD).
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) bukan hanya dikenal sebagai organisasi perjuangan, namun HMI juga dikenal dengan organisasi yang independen, bebas menentukan arah perjuangan tanpa adanya intervensi pihak manapun.
Namun ke Independensi-an HMI sekarang menuai banyak menjadikannya sebagai bahan lelucon saja, tidak ada yang benar-benar menjaga nilai independen HMI, dari mulai tingkatan tertinggi sampai tingkatan yang paling bawah, semuanya terkontaminasi secara struktural. Saya disini tidak sepenuhnya menyalahkan Hmi maupun kader-kader Hmi, sebab yang penulis tahu, Hmi merupakan organisasi Struktural, yang ta'at dan patuh pada perintah struktur. Segala bentuk perintah yang diatas, mau itu perintah yang bentuknya sampah sekalipun, semasih itu adalah perintah senior wajib kader itu mengikuti.Tidak ada yang bisa dibantah. Kader-kader yang dianggap mengabaikan perintah, maka akan di Cap sebagai seorang yang pembangkang dan tidak patuh terhadap perintah.
Tapi hanya sedikit senior-senior yang memiliki kesadaran moral, yang betul-betul menjaga nilai ke independensi-an HMI. Tetapi lebih banyak orang-orang menjadikan HMI sebagai kepentingan personaliti, menggunakan pengaruhnya untuk memelintir kader-kader kebawah. Jadi yang harus perlu diketahui oleh pembaca. orang-orang yang mendapatkan posisi yang strategis di struktural Hmi adalah orang-orang yang diorbitkan langsung oleh senior-senior, karena mereka di anggap patuh terhadap perintah, bukanlah murni daripada representatif kader-kader.
Di lain sisi yang membuat penulis sayangkan kepada kader-kader ini, tidak ada yang benar-benar mampu meng-filterisasi baik dan buruknya perintah senior, mereka hanya bisa menilai pada satu sisi saja, yaitu dari segi kebaikan yang pernah diberikan, tidak mengetahui ada apa dibalik kebaikannya. Ada juga yang sudah mengetahui kejahatan, namun sengaja disembunyikan, dan dengan berani menganggap kejahatan sebagai kebaikan, dengan berdasarkan persepsi kepentingan posisi.
Sebenarnya budaya-budaya yang seperti ini berawal dari pada cara-cara yang sering di praktikan di dalam Hmi oleh senior-senior, sehingga lambat laun menjadi Habit/kebiasaan, yang menjadikan budaya yang tidak baik ini di anggap biasa aja didalam tubuh Hmi.
Harapan penulis, semoga kedepannya Hmi menjadi organisasi yang sepenuhnya independen, yang mampu menjaga nilai serta buda yang sehat. Untuk senior-senior jangan ikut campur terlalu dalam masalah proses kaderisasi HMI, cukup kalian jadi list donatur saja, tidak perlu pelintir kader-kader, dan Hmi tidak perlu di politisasi. Praktik yang kalian masukan didalam Hmi, sekarang sudah menjadi budaya, yang terkontaminasi sampai kepada akar rumput.
0 Comments