Oleh: Muhamad Ridwan
Tahun 2022 mungkin adalah tahun dimana Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) melakukan kolaborasi besar-besaran dimana beberapa tahun terakhir UKM dan BEM tidak melakukan kerja sama dalam kepanitian selain UKM KSR dan MENWA. Karena memang dua UKM tersebut di minta langsung oleh Wakil Rektor 3 (WR3) bagian kemahasiswaan di Universitas Muhammadiyah Mataram sebagai tim Kesehatan dan tim keamanan di setiap kegiatan diadakan.
Dari apa yang saya sampaikan di atas mungkin adalah apresiasi kepada ketua BEM Afrizal karena sudah mampu meminimalisir terjadinya perbedaan pandangan, pemikiran dan pemahaman antara pihak BEM dan UKM yang sering terjadi Ketika ada acara-acara besar seperti saat ini. Kenapa saya sampaikan demikian, karena setiap ada kegiatan besar PKKMB di kampus Universitas Muhammadiyah pasti terjadi yang namanya perbedaan pendapat dan lain sebagainya. Bukan berarti saya menganggap gagal ketua BEM sebelum ini tapi memang seperti itu yang terjadi. Saya serahkan kepada pembaca dan penyimak yang menilai hal itu.
Selamat datang mahasiswa baru di Universitas kita tercinta yaitu Universitas Muhammadiyah Mataram yang dikenal dengan kampus islami, kampus hijau dan laboratorium aktivis di kota Mataram.
Ketika orang mendengar kata Universitas Muhammadiyah Mataram pikirannya pasti Demo. Maka dari itu saya ucapkan selamat datang kepada kawan-kawan mahasiswa baru yang ingin melanjutkan perjuangan abang-abang dan kakak-kakaknya yang sudah berjuang di kampus maupun jalanan.
Sebelum masuk ke rana demonstrasi yang sering terjadi di kampus mungkin saya jelaskan sedikit, untuk kawan-kawan mahasiswa baru yang telah memulai perkuliahan nanti anda akan menemukan sebuah tantangan yang dimana tantangan tersebut sering dilakukan oleh pihak dosen, mahasiswa maupun birokrasi. Di ruang kelas pasti ada dosen yang tidak suka dengan debat dan kritikan, dilingkungan atau teman jalan yang tidak sesuai dengan pikiran kalian dalam artian yang sering menjatuhkan mental kalian ketiak ingin melakukan kritikan, dan birokrasi kampus yang sering tidak sependapat dengan mahasiswa nya kalau untuk birokrasi saya mengutip tuntutan mahasiswa yang demonstrasi di kampus.
Kenapa saya tidak mencantumkan pemerintah disini, karena isu di pemerintahan sekarang ini sering di tampilkan di televisi, median cetak dan media sosial yang menjelaskan tentang isu di pemerintahan. Sedangkan isu dalam kampus, hanya sebagian media yang mengangkat isu yang sering terjadi dilingkungan kampus. Itupun kalau dana Lembaga pers yang mewartakan atau mengangkat isu yang sering terjadi di kampusnya masing-masing.
Selamat datang mahasiswa baru di kampus Universitas Muhammadiyah Mataram, dimana hal itu yang menjadi awal dari perjuangan kawan-kawan dimulai. Yang biasanya di bangku Sekolah kita di ajarkan untuk datang duduk dan mendengarkan dan sekarang anda di tuntut untuk datang duduk dan diskusi
Sedikit saya mengutip isi buku “Bangkitlah Gerakan Mahasiswa” yang ditulis oleh Eko Prasetyo, Viktor Serger, Bolshevik, sebagai pengantar awal dalam buku tersebut yang menanyakan tujuan mahasiswa yang seakan-akan ingin membangun Kembali jiwa kritis mahasiswa saat ini dan jati diri nya menjadi seorang mahasiswa “pesan untuk mahasiswa: Kau ingin jadi apa? Pengacara, untuk mempertahankan hukum kaum kaya, yang secara inheren tidak adil? Dokter, untuk menjaga kesehatan kaum kaya, dan menganjurkan makanan yang sehat, udara yang baik dan waktu istirahat kepada mereka yang memangsa kaum miskin? Arsitek, untuk membangun rumah nyaman untuk tuan tanah? Lihatlah di sekelilingmu dan periksa hati nuranimu. Apa kau mengerti bahwa tugas mu adalah sangat berbeda: untuk bersekutu dengan kaum tertindas, dan bekerja untuk menghancurkan sistem yang kejam ini?”.
Victor serger, Bolshevik ini adalah seorang Marxis, novelis, penyair, dan sejarawan revolusioner Rusia. Awalnya seorang anarkis, ia bergabung dengan Bolshevik lima bulan setelah tiba di Petrograd pada Januari 1919 dan kemudian bekerja untuk Komintern sebagai jurnalis, editor, dan penerjemah. Dia kritis terhadap rezim Stalinis dan tetap menjadi Marxis revolusioner sampai kematiannya. Dia paling dikenang karena Memoirs of a Revolutionary-nya dan serangkaian tujuh "novel saksi" yang mencatat kehidupan orang-orang Soviet dan kaum revolusioner dan paruh pertama abad ke-20. Sumber, Wikipedia.
Saya mengambil kutipan diatas untuk membangkitkan kembali nalar kritis di jiwa mahasiswa karena memang mahasiswa sekarang ini sudah mulai menurun nalar kritis nya dalam menentang kebijakan-kebijakan yang ada di kampus dan dilingkungan tempat tinggal nya. Tidak banyak mahasiswa yang ingin mengkritik akan tetapi di bungkam nalar kritiknya dengan ancaman nilai dan lain sebagainya. Saya menyampaikan hal itu karena pernah mendengar curhatan mahasiswa yang satu Gedung dengan saya di Ummat. Dia menjelaskan bahwa Ketika kita melakukan demonstrasi di lingkungan kampus kami harus menutup wajah supaya tidak dikenal wajahnya oleh dosen yang ada di fakultas tersebut, karena kalau sampai dikenal akan dipersulit di perkuliahan nanti.
Contoh diatas adalah salah satu kebobrokan berpikir yang sering terjadi di kampus. Padahal masalah yang sering terjadi di atas adalah tantangan untuk anda ketika ingin menjadi aktivis.
Selamat datang mahasiswa baru, karena peran mu sedang dinanti oleh masyarakat, karena peran kawan-kawan sebagai mahasiswa di nantikan oleh masyarakat yang membutuhkan jiwa perjuangan, jiwa kritis dan jiwa perlawanan dalam diri kawan-kawan
Tolong camkan ini, wahai mahasiswa baru yang akan menjadi adik tingkat kami nantinya di lingkungan perkuliahan.
saya tahu bahwa semua orang memiliki keistimewaan begitu juga dengan keterbatasan. Namun jangan pernah menyerah dalam meraih mimpi untuk masa depan. Karena sesungguhnya selalu ada kelambanan dalam sebuah proses, namun berhenti bukan menjadi pilihan yang tepat untuk mempercepat. Dan teruslah bermimpi, karena impian kemarin adalah kenyataan hari ini dan Insyaa Allah impian hari ini akan menjadi kenyataan esok hari.
Hidup mahasiswa!
Salam Pers Mahasiswa!
0 Comments